Benarkah Virtual Office Tak Seefektif Kantor Konvensional?

Smartlegal.id -
Benarkah-Virtual-Office-Tak-Seefektif-Kantor-Konvensional

Virtual office atau kantor virtual sudah tak bisa terbantah lagi merupakan fenomena yang booming sekarang ini. Semakin banyak usaha yang menggunakan layanan virtual office. Mulai dari Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sampai perusahaan-perusahaan besar. Penyedia layanan virtual office juga semakin menjamur. Salah satunya adalah Legalo Virtual Office.

Penggunaan virtual office bukannya tanpa kontroversi. Sebagian pihak mempertanyakan mengenai keefektifan virtual office dibandingkan dengan kantor konvensional. Virtual office dikatakan tidak dapat memberikan sarana komunikasi yang seefektif kantor konvensional berikan. Benarkah demikian? Simak ulasannya berikut ini.

Argumen yang biasa diajukan adalah bahwa virtual office menghilangkan tatap muka. Padahal, tatap muka adalah bentuk komunikasi yang paling efektif. Keberadaan kantor konvensional akan memaksa para karyawan untuk melakukan komunikasi dengan efektif. Imbasnya, pekerjaan dapat diselesaikan dengan cepat dan efisien.

Hal tersebut tentu tak dapat dibenarkan. Virtual office bertujuan memangkas biaya-biaya yang seharusnya bisa dipangkas seperti sewa kantor, layanan kesekretariatan dan lain sebagainya. Pengguna virtual office tetap bisa melakukan pertemuan tatap muka untuk berkomunikasi, namun di tempat selain kantor. Tak jarang juga penyedia layanan virtual office menawarkan meeting room dan coworking space, seperti yang ditawarkan oleh Legalo Virtual Office.

Argumen lain yang diajukan adalah virtual office meningkatkan ketergantungan akan teknologi sehingga kualitas pekerjaan dan hidup pegawai menjadi menurun. Sementara kantor konvensional tidak terlalu mengandalkan teknologi.

Hal tersebut tentu tak dapat dibenarkan begitu saja. Memang tak dapat dipungkiri bahwa penggunaan teknologi secara berlebihan akan berakibat buruk bagi kesehatan pegawai perusahaan yang bersangkutan. Buruknya kesehatan pegawai dapat mempengaruhi kualitas pekerjaan yang dilakukan oleh pegawai yang bersangkutan.

Akan tetapi, patut dipungkiri bahwa di era globalisasi, maka tidak ada yang bisa menghindari teknologi. Anda harus dapat memanfaatkan keberadaan teknologi untuk keuntungan pekerjaan Anda. Jadikan teknologi sebagai pendukung, bukan musuh. Penggunaan teknologi yang rasional dan tak berlebihan dapat mengurangi dampak buruk yang ditimbulkan dari teknologi.

Argumen yang terakhir adalah bahwa virtual office lebih mahal untuk jangka panjang. Meksipun, virtual office tidak membutuhkan sewa ruang kantor, namun mau tak mau, maka para pegawai perusahaan harus bertemu untuk membahas proyek sehingga perlu menyewa tempat. Selain itu, ada pula biaya peralatan teknologi seperti laptop, paket internet, dan sebagainya untuk mendukung kinerja perusahaan.

Argumen tersebut tentu kurang tepat. Biaya untuk pemakaian teknologi adalah keniscayaan yang tidak dapat dihindari sekarang ini. Kantor konvensional pasti memerlukan peralatan teknologi karena banyak aktivitas perusahaan yang pada akhirnya perlu dilakukan secara daring.

Adapun sewa tempat untuk kolaborasi dalam menyelesaikan proyek dapat disiasati dengan bertemu di tempat umum yang nyaman, misalnya di perpustakaan umum atau taman. Selain itu, tak jarang penyedia layanan virtual office juga menyediakan fasilitas coworking space dan meeting room secara cuma-cuma atau harga yang murah. Salah satunya adalah Legalo Virtual Office.

Masih ragu memakai jasa virtual office? Anda sudah tahu kelebihanvirtual office jika dibandingkan kantor konvensional. Semua keputusan ada di tangan Anda. Mau mereguk untung dari perkembangan teknologi dan bisnis atau tidak, Anda lah yang menentukan.

Author: Thareq Akmal Hibatullah

LEGALO memberikan solusi bagi usaha/bisnis anda, baik domisili maupun legalitas usaha. Segera hubungi kami di omor 021 – 80674900 / 0859 5953 3365 atau email ke [email protected].

Seberapa membantu artikel ini menurut Anda?

TERBARU

PALING POPULER

KATEGORI ARTIKEL

PENDIRIAN BADAN USAHA

PENDAFTARAN MERK

LEGAL STORY