5 Model Ekspansi Bisnis yang Populer untuk Meningkatkan Keuntungan Perusahaan dengan Maksimal

Smartlegal.id -
Model Ekspansi Bisnis
Freepik/author/Freepik

“Sebelum melakukan ekspansi, penting untuk memilih model ekspansi bisnis yang tepat dan sesuai dengan tujuan bisnis Anda.”

Dalam menghadapi persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan dituntut untuk mencari strategi yang tepat agar bisnis dapat terus tumbuh secara optimal. Salah satu langkah yang kerap dipilih adalah melakukan ekspansi bisnis untuk memperluas pasar, memperkuat posisi usaha, dan meningkatkan skala operasional. 

Namun, ekspansi tidak dapat dilakukan secara sembarangan karena setiap perusahaan memiliki kondisi dan tujuan yang berbeda. Oleh karena itu, penting bagi pelaku usaha untuk memahami berbagai model ekspansi bisnis yang tepat dan efektif untuk memaksimalkan keuntungan perusahaan.

Baca juga: Ekspansi Merek China ke Indonesia Makin Gencar, Apa yang Perlu Diperhatikan?

Mengapa Harus Melakukan Ekspansi Bisnis?

Ekspansi bisnis penting untuk dilakukan oleh pengusaha jika ingin usahanya bertumbuh dalam jangka panjang. Dengan melakukan ekspansi bisnis, perusahaan bisa meningkatkan profit maupun memperluas pangsa pasar. Terdapat beberapa model ekspansi yang bisa dipilih oleh pelaku usaha, yakni membuka cabang, franchise, joint venture, akuisisi, dan merger.

Setiap model ekspansi memiliki tantangannya masing-masing, karenanya penting bagi pengusaha untuk menentukan tujuan ekspansi agar dapat memilih model ekspansi sesuai kebutuhan usaha. 

Meski begitu, setiap model ekspansi memilih keuntungan yang sama yakni sama-sama dapat memperbesar pangsa pasar sehingga meningkatkan peluang pertumbuhan bisnis.

Sebelum melakukan ekspansi bisnis, diperlukan perencanaan strategi yang matang untuk meminimalisir risiko yang timbul. Oleh karenanya penting untuk pengusaha memahami hal-hal yang perlu dipertimbangkan sebelum melakukan ekspansi bisnis. 

Baca juga: 7 Strategi Sebelum Melakukan Ekspansi Bisnis yang Wajib Dilakukan Agar Tidak Rugi Di Tengah Jalan

Hal yang Harus Dipertimbangkan Sebelum Ekspansi Bisnis

Sebelum memutuskan untuk melakukan ekspansi bisnis, pelaku usaha perlu memahami bahwa langkah ini dilakukan bukan sekadar untuk memperluas skala usaha, tetapi juga melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan satu sama lain. Tanpa perhitungan yang matang, ekspansi justru berisiko menimbulkan beban operasional dan finansial bagi perusahaan. 

Oleh karena itu, penting bagi pengusaha untuk melakukan evaluasi menyeluruh agar keputusan ekspansi dapat berjalan efektif dan berkelanjutan. Berikut hal-hal yang harus dipertimbangkan sebelum melakukan ekspansi bisnis:

1. Analisis dan Riset Pasar

Sebelum melakukan ekspansi bisnis, penting bagi pengusaha untuk terlebih dahulu menganalisis dan riset pasar. Hal ini penting untuk mengetahui selera konsumen, kebiasaan belanja di target pasar yang baru. Selain itu, dengan melakukan riset pasar pelaku usaha bisa mempelajari strategi kompetitor lokal sehingga strategi pemasaran bisa disesuaikan.

2. Kesiapan Internal dan Keuangan

Melakukan ekspansi bisnis membutuhkan kesiapan internal yang matang juga modal yang besar. Karenanya, pengusaha harus memastikan finansial perusahaan stabil untuk menopang investasi ekspansi bisnis. Selain itu, kesiapan sumber daya manusia yang memadai dan kompeten juga penting diperhatikan sebelum melakukan ekspansi.

3. Rencanakan Ekspansi dengan Matang

Hal paling krusial yang harus dilakukan sebelum memutuskan untuk ekspansi bisnis adalah membuat perencanaan ekspansi yang matang. Pengusaha harus menetapkan tujuan yang spesifik, terukur, dapat dicapai, realistis dan terikat waktu sebelum memutuskan untuk ekspansi. Selain itu memilih model ekspansi yang sesuai juga penting agar strategi pemasaran yang dilakukan bisa sesuai dengan target konsumen di pasar baru.

4. Lakukan Manajemen Risiko dan Evaluasi

Melakukan manajemen risiko dan evaluasi tidak kalah penting sebelum memutuskan untuk ekspansi bisnis. Hal ini penting dilakukan agar pengusaha dapat mengidentifikasi potensi kerugian yang mungkin terjadi ketika melakukan ekspansi sehingga dapat menetapkan strategi mitigasi yang sesuai. Selain itu, melakukan dengan melakukan manajemen risiko dan evaluasi pengusaha dapat mengambil keputusan yang strategis dan efektif.

Baca juga: Mengapa Ekspansi Bisnis ke Cabang Baru Bisa Jadi Keputusan Terbaik?

5 Model Ekspansi Bisnis

Dalam upaya mengembangkan skala usaha, pelaku bisnis memiliki berbagai pilihan strategi ekspansi yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan, kemampuan, dan tujuan perusahaan. Setiap model ekspansi bisnis memiliki karakteristik, kelebihan, serta risiko yang berbeda, sehingga pemilihannya perlu dilakukan secara cermat. 

Dengan memahami berbagai model ekspansi yang tersedia, pengusaha dapat menentukan strategi pertumbuhan yang paling tepat untuk usahanya. Berikut 5 model ekspansi bisnis yang bisa dipilih oleh pelaku usaha:

1. Cabang 

Cabang merupakan bagian dari perusahaan induk yang kedudukannya berbeda dari kantor pusat. Salah satu tujuan dari ekspansi bisnis dengan membuka cabang adalah untuk memperluas jangkauan pasar sehingga dapat memperkuat posisi merek dan juga aksesibilitas pelanggan terhadap produk.

Regulasi terkait pembukaan cabang terdapat dalam Peraturan BKPM Nomor 5 Tahun 2025 tentang Pedoman dan Tata Cara Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko dan Fasilitas Penanaman Modal Melalui Sistem Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik (Online Single Submission) (Peraturan BKPM 5/2025)

Membuka cabang baru tidak memerlukan izin usaha baru, namun data cabang tetap harus dilaporkan di sistem OSS RBA. Data cabang yang harus didaftarkan ke sistem OSS RBA mencakup alamat cabang, NPWP, penanggung jawab cabang, serta perjanjian sewa menyewa kantor cabang dengan pemilik atau pengelola gedung (Pasal 280 ayat 2, Peraturan BKPM 5/2025)

2. Franchise

Franchise atau waralaba adalah salah satu model ekspansi bisnis antara franchisor (pemilik merek) dan franchisee (penerima hak merek). Dalam ekspansi bisnis melalui franchise ini, franchisee mendapatkan hak dan izin untuk menggunakan merek, produk, hingga sistem operasional milik franchisor. 

Untuk memperoleh hak dan izin tersebut, franchisee harus membayar sejumlah imbalan atau royalti (franchise fee) kepada franchisor. Pemanfaatan hak ini dituangkan dalam perjanjian waralaba.

Berdasarkan Pasal 6 Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2024 tentang Waralaba (PP 35/2024), perjanjian waralaba harus memuat:

  • Nama dan alamat pemberi waralaba
  • Kekayaan intelektual masih dalam masa perlindungan
  • Kegiatan usaha
  • Sistem bisnis
  • Hak dan kewajiban pemberi dan penerima waralaba
  • Bantuan, fasilitas, bimbingan operasional, pelatihan, dan pemasaran dari pemberi waralaba ke penerima waralaba 
  • Wilayah usaha
  • Jaminan dari pemberi waralaba ke penerima waralaba untuk mendapatkan kompensasi atas waralaba dalam hal pemberi waralaba menghentikan kegiatan usahanya
  • Jangka waktu perjanjian waralaba
  • Tata cara pembayaran imbalan
  • Kepemilikan dan peralihan kepemilikan waralaba
  • Penyelesaian sengketa
  • Tata cara perpanjangan dan pengakhiran perjanjian waralaba
  • Jaminan dari pemberi waralaba untuk tetap menjalankan kewajibannya kepada penerima waralaba
  • Jumlah gerai yang akan dikelola penerima waralaba

3. Joint Venture

Joint venture atau dikenal juga sebagai usaha patungan merupakan bentuk aliansi bisnis oleh dua atau lebih perusahaan bekerja sama untuk tujuan tertentu. Aliansi bisnis ini biasanya akan mendirikan entitas atau proyek tertentu berdasarkan patungan modal, sumber daya, keahlian, hingga membagi risiko dan keuntungan melalui perjanjian kemitraan. 

Dalam Pasal 117 ayat Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2021 tentang Kemudahan, Pelindungan, dan Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (PP 7/2021) perjanjian kemitraan harus memuat:

  • Identitas para pihak
  • Kegiatan usaha
  • Hak dan kewajiban para pihak
  • Bentuk pengembangan
  • Jangka waktu kemitraan
  • Jangka waktu dan mekanisme pembayaran
  • Penyelesaian perselisihan

4. Akuisisi

Akuisisi atau pengambilalihan merupakan perbuatan hukum yang dilakukan oleh badan hukum atau orang perseorangan untuk mengambil alih saham perseroan yang mengakibatkan beralihnya pengendalian atas perseroan tersebut. Regulasi terkait akuisisi diatur dalam  Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas sebagaimana diubah Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2023 tentang Cipta Kerja (UU PT).

Ekspansi bisnis dengan cara akuisisi membuat perusahaan yang mengakuisisi maupun perusahaan yang diakuisisi mengalami perubahan anggaran dasar. 

Perubahan anggaran dasar dalam akuisisi mencakup penyesuaian tujuan usaha, modal dasar, dan susunan pengurus. Perubahaan anggaran dasar yang dilakukan pada perusahaan yang mengakuisisi dan diakuisisi ini harus mendapatkan persetujuan menteri. 

5. Merger

Merger atau penggabungan merupakan perbuatan hukum yang dilakukan oleh satu perseroan atau lebih untuk menggabungkan diri dengan perseroan lain. Penggabungan ini mengakibatkan aktiva dan pasiva dari Perseroan yang menggabungkan diri beralih karena hukum kepada Perseroan yang menerima penggabungan.

Selain itu, status badan hukum dari perseroan yang menggabungkan diri akan berakhir karena hukum. Lebih lanjut, regulasi terkait nilai aset Perseroan yang melakukan merger terdapat dalam Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2010 tentang Penggabungan Atau Peleburan Badan Usaha dan Pengambilan Saham Perusahaan yang Dapat Mengakibatkan Terjadinya Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat (PP 57/2010).

Dalam peraturan tersebut, Penggabungan usaha yang mengakibatkan nilai aset serta penjualannya melebihi 2,5T dan 5T wajib dilaporkan paling lama 30 hari sejak berlakunya efektif penggabungan badan usaha tersebut. Pelaporan ini dilakukan kepada Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU).

Memilih model ekspansi bisnis yang tepat menjadi faktor kunci dalam meningkatkan keuntungan perusahaan secara berkelanjutan. Setiap model ekspansi memiliki karakteristik, peluang, dan risikonya masing-masing. 

Oleh karena itu, sebelum menentukan langkah ekspansi, perusahaan perlu melakukan analisis dan perencanaan yang matang agar strategi yang dijalankan benar-benar mampu mendorong pertumbuhan dan daya saing bisnis secara maksimal.

Jika Anda masih bingung untuk menentukan model ekspansi yang tepat untuk usaha Anda, tim smarlegal.id siap membantu. Konsultasikan kebutuhan bisnis Anda sekarang!

Author: Nasywa Azzahra

Editor:  Genies Wisnu Pradana

Referensi:
https://smartlegal.id/badan-usaha/2025/11/03/7-strategi-sebelum-melakukan-ekspansi-bisnis-yang-wajib-dilakukan-agar-tidak-rugi-di-tengah-jalan-sl/ 
https://smartlegal.id/bisnis/2025/12/16/mengapa-ekspansi-bisnis-ke-cabang-baru-bisa-jadi-keputusan-terbaik-sl/

Seberapa membantu artikel ini menurut Anda?

TERBARU

PALING POPULER

KATEGORI ARTIKEL

Pendirian PT
Pendirian PT PMA
Pendirian CV
Pendirian Yayasan
Pendirian Koperasi
Pendaftaran Merek
Pendaftaran Paten
Pendaftaran Hak Cipta
Perubahan Anggaran Dasar
Trending Topic
Hukum Keluarga
Ketenagakerjaan

PENDIRIAN BADAN USAHA

PENDAFTARAN MERK

LEGAL STORY