Contoh Fraud yang Bisa Terjadi di Lingkungan Perusahaan
Smartlegal.id -

“Contoh fraud yang bisa terjadi di lingkungan perusahaan dapat menyebabkan kerugian besar dan ancaman hukum. Kenali jenis-jenisnya serta cara pencegahannya agar bisnis tetap aman dan taat regulasi.”
Fraud atau kecurangan merupakan tindakan ilegal yang dilakukan individu atau kelompok untuk memperoleh keuntungan pribadi dengan merugikan pihak lain.
Di lingkungan perusahaan, fraud dapat menyebabkan kerugian finansial yang signifikan, merusak reputasi, dan menurunkan kepercayaan stakeholder. Di Indonesia, berbagai regulasi telah diterapkan untuk mencegah dan menindak tindakan fraud dalam perusahaan.
Berikut beberapa contoh fraud yang umum terjadi di lingkungan perusahaan dan cara pencegahannya:
Baca juga: Belajar dari Kasus Minyakita: Sanksi dan Kewajiban Pelaku Usaha
Contoh Fraud yang Bisa Terjadi di Lingkungan Perusahaan
1. Manipulasi Laporan Keuangan
Contoh: Manajemen perusahaan memanipulasi laporan keuangan untuk menunjukkan kinerja yang lebih baik dari kenyataan, misalnya dengan mengakui pendapatan fiktif atau menyembunyikan beban.
Regulasi Terkait: Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU Pasar Modal)
Pasal 91 UU Pasar Modal melarang tindakan yang menciptakan gambaran semu atau menyesatkan mengenai kegiatan perdagangan, keadaan pasar, atau harga efek di bursa efek.
Cara Pencegahan:
- Melakukan audit internal dan eksternal secara rutin untuk memastikan keakuratan laporan keuangan.
- Menerapkan standar akuntansi yang ketat dan transparan.
- Menggunakan teknologi otomatisasi untuk meminimalkan kesalahan manusia dalam proses akuntansi.
2. Penyalahgunaan Aset Perusahaan
Contoh: Karyawan menggunakan aset perusahaan, seperti kendaraan atau peralatan, untuk kepentingan pribadi tanpa izin.
Regulasi Terkait: Pasal 374 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP). Mengatur tentang penggelapan yang dilakukan oleh orang yang penguasaannya terhadap barang disebabkan karena ada hubungan kerja atau karena pencarian atau karena mendapat upah untuk itu.
Cara Pencegahan:
- Membuat kebijakan tertulis mengenai penggunaan aset perusahaan.
- Melakukan inventarisasi dan pemantauan penggunaan aset secara berkala.
- Menerapkan sanksi tegas bagi karyawan yang menyalahgunakan aset perusahaan.
Tidak hanya fraud, pelanggaran etika bisnis juga sering terjadi. Berikut contoh pelanggaran etika bisnis sebagai antisipasi, simak ulasannya dalam artikel 3 Contoh Kasus Pelanggaran Etika Bisnis Terbaru Dari Brand Ternama Di Indonesia
3. Penipuan dalam Proses Pengadaan Barang dan Jasa
Contoh Kasus: Karyawan bekerja sama dengan vendor untuk menaikkan harga barang atau jasa yang dibeli perusahaan, dan menerima komisi dari selisih harga tersebut.
Regulasi Terkait:
- Pasal 378 KUHP: Mengatur tentang penipuan yang dilakukan dengan maksud menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum, dengan ancaman pidana penjara paling lama empat tahun.
- Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (UU Korupsi). Mengatur tentang tindak pidana korupsi yang merugikan keuangan negara atau perekonomian negara.
Cara Pencegahan:
- Proses Tender Terbuka: Melakukan proses pengadaan secara transparan dan kompetitif.
- Komite Pengadaan Independen: Membentuk tim khusus yang bertanggung jawab atas proses pengadaan.
- Audit Proses Pengadaan: Melakukan audit secara berkala terhadap proses dan hasil pengadaan.
4. Penerimaan Gratifikasi atau Suap
Contoh Kasus: Karyawan menerima hadiah atau uang dari pihak ketiga sebagai imbalan atas keputusan atau tindakan yang menguntungkan pihak tersebut.
Regulasi Terkait:
- Peraturan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Nomor 2 Tahun 2019 tentang Pelaporan Gratifikasi (Perkom KPK 2/2019): Mengatur kewajiban pegawai negeri atau penyelenggara negara untuk melaporkan setiap penerimaan gratifikasi.
- UU Korupsi: Mengatur tentang tindak pidana korupsi yang berkaitan dengan penerimaan gratifikasi.
Cara Pencegahan:
- Kebijakan Anti-Gratifikasi: Menerapkan kebijakan yang melarang penerimaan hadiah atau bentuk gratifikasi lainnya.
- Sosialisasi dan Pelatihan: Memberikan pemahaman kepada karyawan mengenai bahaya dan konsekuensi gratifikasi.
- Sistem Pelaporan: Menyediakan saluran pelaporan bagi karyawan untuk melaporkan penerimaan gratifikasi.
Baca juga: Ini Dia! 4 Langkah Jitu untuk Menghindari Bisnis Anda dari Kerugian
5. Pencurian Data atau Informasi Rahasia Perusahaan
Contoh Kasus: Karyawan membocorkan data pelanggan atau informasi strategis perusahaan kepada pesaing untuk keuntungan pribadi.
Regulasi Terkait: Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2024 (UU ITE): Mengatur tentang perlindungan data dan informasi elektronik.
Cara Pencegahan:
- Keamanan Sistem IT: Menggunakan teknologi keamanan yang mutakhir untuk melindungi data perusahaan.
- Pembatasan Akses: Memberikan akses data hanya kepada karyawan yang berwenang.
Pencegahan fraud sangat penting, bahkan proyek pemerintah juga sering mengalami fraud seperti penjelasan dalam artikel KPPU Ungkap Ketidaktransparanan Tender Proyek Kereta Cepat Whoosh
Strategi Umum Mencegah Fraud di Perusahaan
Mencegah fraud memerlukan kombinasi antara sistem, kebijakan, dan budaya organisasi yang kuat. Berikut beberapa langkah strategis yang bisa diterapkan:
- Bangun Budaya Integritas: Budaya perusahaan yang menekankan kejujuran dan etika kerja akan meminimalisir peluang kecurangan.
- Internal Control yang Efektif: Sistem pengendalian internal harus mampu mendeteksi dan mencegah tindakan curang sejak awal.
- Pendidikan dan Pelatihan: Karyawan harus diberi pelatihan tentang etika bisnis, kebijakan anti-fraud, dan konsekuensi hukum atas pelanggaran.
- Whistleblowing System: Sistem pelaporan kecurangan yang aman dan anonim dapat menjadi alat penting dalam mendeteksi fraud.
- Audit Internal dan Eksternal: Audit rutin memberikan pengawasan dan kontrol terhadap aktivitas keuangan dan operasional.
Mencegah fraud di lingkungan perusahaan memerlukan kombinasi antara kebijakan yang jelas, pengawasan yang ketat, dan budaya perusahaan yang menjunjung tinggi integritas.
Dengan memahami berbagai bentuk fraud dan cara pencegahannya, perusahaan dapat meminimalkan risiko kerugian dan menjaga reputasi bisnisnya.
Smartlegal.id siap membantu Anda dalam menyusun kebijakan anti-fraud, memberikan pelatihan hukum bagi karyawan, dan mendampingi perusahaan dalam menghadapi permasalahan hukum terkait. Hubungi kami melalui SmartLegal.id untuk konsultasi lebih lanjut.
Author: Aulina Nadhira
Editor: Genies Wisnu Pradana
Referensi
https://idstar.co.id/cara-mencegah-fraud-dalam-bisnis/#:~:text=Nah%2C%20teknologi%20automation%20ini%2C%20seperti,terjadinya%20kesalahan%20atau%20manipulasi%20data.
https://mypage.axa.co.id/news/id/wajib-tahu-4-cara-mencegah-penggelapan-dalam-bisnis
https://www.capital-asset.co.id/manipulasi-harga-saham