Belajar Dari Pecah Kongsi Bisnis Keluarga Keripik Maicih
Smartlegal.id -
“Di balik kesuksesan besar keripik maicih, terdapat kisah yang tidak terlalu banyak diketahui oleh public yaitu pecah kongsi antara para pendiri.”
Pecah kongsi atau perpisahan bisnis antara para pendiri perusahaan sering kali menjadi isu yang rumit dan memerlukan perhatian khusus.
Pecah kongsi adalah situasi di mana mitra dalam sebuah bisnis memutuskan untuk berpisah dan mengakhiri kemitraan mereka. Perpisahan ini bisa terjadi dengan cara yang baik-baik atau melalui konflik yang tidak terselesaikan.
Keripik Maicih, sebuah merek keripik pedas yang sangat populer di Indonesia, telah menjadi fenomena di kalangan pecinta camilan pedas. Namun, di balik kesuksesan besar, terdapat kisah yang tidak terlalu banyak diketahui oleh publik yaitu pecah kongsi antara para pendiri dibalik Maicih.
Simak artikel berikut untuk mengetahui beberapa hal yang perlu diketahui jika terjadi pecah kongsi.
Baca juga: Cerita Restoran Padang Pagi Sore Pecah Kongsi Ketika Ekspansi
Kronologi Pecah Kongsi Keripik Maicih
Maicih merupakan produk makanan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) asal Bandung yang didirikan pada tahun 2007. Pendiri Maicih merupakan 3 saudara kandung Dimas Ginanjar Merdeka, Arie Kurniadi, dan Reza Nurhilman.
Awalnya hanya berjualan menggunakan mobil berkeliling, lalu mereka memanfaatkan sosial media dan akhirnya bisnisnya semakin luas. Namun sayang, dikarenakan perbedaan pendapat diantara ke 3 saudara ini, tahun 2011 Maicih pecah kongsi dan mereka memilih menjalankan bisnisnya masing- masing.
Pecah kongsi Maicih menjadi CV Maicih yang dijalankan oleh Dimas dan Maicih yang dijalankan oleh Arie dan Reza. Mengutip dari bandung.bisnis.com, faktor pecah kongsi tersebut adalah sudah tidak adanya persamaan prinsip diantara mereka bertiga.
Kasus pecah kongsi Maicih dapat dijadikan pelajaran dan jika perusahaan menghadapi situasi pecah kongsi, ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan.
Baca juga: Ayam Goreng Suharti: Bisnis Keluarga Pecah Kongsi & Kehilangan Merek
Beberapa Hal yang Wajib Diperhatikan
Pecah kongsi dapat disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari perbedaan visi dan tujuan bisnis hingga masalah kepercayaan dan pengelolaan keuangan.
Beberapa faktor utama yang sering menjadi penyebab pecah kongsi dalam bisnis antara lain perbedaan visi dan tujuan, masalah keuangan, masalah kepercayaan dan masih banyak lagi. Berikut beberapa aspek yang harus diperhatikan untuk menghindari dan pasca pecah kongsi bisnis:
Penyusunan Perjanjian Keripik Maicih
Perjanjian awal atau perjanjian pendirian merupakan fondasi yang harus disepakati oleh semua pendiri. Perjanjian ini harus mencakup detail pembagian saham, hak dan kewajiban masing-masing pihak, serta ketentuan tentang bagaimana penyelesaian konflik dilakukan.
Dalam kasus Maicih, kurangnya kejelasan dalam pembagian hak dan tanggung jawab antara para pendiri berkontribusi pada konflik internal yang sulit diselesaikan.
Pengelolaan Hak Kekayaan Intelektual (HKI)
HKI seperti merek dagang, logo, dan resep produk harus dikelola dengan cermat. Di kasus Maicih, hak atas merek menjadi salah satu sumber konflik karena tidak adanya pengaturan yang jelas mengenai kepemilikan dan penggunaan merek dagang setelah pecah kongsi.
Perusahaan harus memastikan bahwa hak-hak ini dilindungi secara hukum dan ada kesepakatan yang jelas tentang siapa yang berhak menggunakannya jika terjadi perpecahan.
Baca juga: Merek yang Sudah Turun Temurun Juga Rawan Dicuri, Kok Bisa?
Mekanisme Penyelesaian Sengketa
Sebelum konflik terjadi, perusahaan harus sudah memiliki mekanisme penyelesaian sengketa yang jelas dan disepakati bersama. Ini bisa berupa arbitrase, mediasi, atau jalur hukum formal. Tanpa adanya mekanisme yang jelas, seperti yang terjadi pada Maicih, konflik bisa berlarut-larut dan merugikan kedua belah pihak, baik secara finansial maupun reputasi.
Evaluasi Terhadap Pembagian Aset dan Tanggung Jawab
Ketika perusahaan menghadapi pecah kongsi, pembagian aset dan tanggung jawab harus dilakukan dengan transparan dan adil. Ini termasuk pembagian saham, aset fisik, dan juga hutang. Pada kasus Maicih, ketidakjelasan dalam pembagian aset menimbulkan ketidakpuasan dan memperburuk konflik di antara para pendiri.
Perencanaan Keberlanjutan Bisnis Keripik Maicih
Perusahaan perlu memiliki rencana untuk menjaga keberlanjutan bisnis jika terjadi perpecahan. Ini bisa mencakup strategi untuk mempertahankan pelanggan, pemasok, dan karyawan. Pada kasus Maicih, konflik internal berdampak pada stabilitas bisnis dan menurunkan kepercayaan konsumen terhadap produk mereka.
Komunikasi yang Terbuka dan Jujur
Penting untuk menjaga komunikasi yang terbuka dan jujur antara para pendiri. Ketika masalah mulai muncul, membicarakannya secara langsung dan transparan dapat mencegah masalah tersebut berkembang menjadi konflik besar. Di kasus Maicih, kurangnya komunikasi yang efektif menyebabkan ketidakpercayaan dan kesalahpahaman di antara para pendiri.
Pecah kongsi adalah situasi yang tidak diinginkan, namun bisa terjadi di perusahaan mana pun. Untuk menghindari kerugian yang lebih besar, perusahaan harus mempersiapkan diri dengan perjanjian yang jelas, pengelolaan HKI yang baik, dan mekanisme penyelesaian sengketa yang tepat.
Kasus Maicih menjadi pelajaran penting bahwa perencanaan yang matang dan komunikasi yang baik adalah kunci untuk menjaga keberlangsungan bisnis, bahkan di tengah konflik.
Terlalu sibuk dengan bisnis dan gak sempat mengurus merek produk dan bisnis anda?, Smartlegal.id berpengalaman dalam menangani berbagai urusan legalitas bisnis. Silakan hubungi kami dengan cara klik tombol di bawah ini.
Author: Aulina Nadhira
Editor: Genies Wisnu Pradana