5 Contoh Ide Bisnis Produk White Label dan Cara Memulainya Agar Sukses

Smartlegal.id -
Contoh Ide Bisnis Produk White Label
Image: Pexels/author/Andrzej Gdula

“Temukan 5 contoh ide bisnis produk white label yang menjanjikan dan pelajari cara memulainya dengan tepat agar sukses meraih keuntungan maksimal.”

Di Indonesia, Bisnis white label semakin populer karena rendahnya biaya produksi dan potensi keuntungan yang besar.

Model bisnis ini memungkinkan kamu menjual produk yang sudah jadi, namun dengan merek sendiri tanpa harus memproduksinya dari nol. 

Hal ini tentu sangat menguntungkan, terutama bagi pengusaha pemula atau pelaku UMKM yang ingin membangun brand tanpa modal besar. Artikel Contoh Ide Bisnis Produk White Label membantu Anda memahami model bisnis ini dan apa saja yang perlu diperhatikan.

Baca Juga: 5 Cara Menemukan Ide Bisnis dan Peluang Usaha yang Tepat Dilengkapi Tips Menjalankannya

Apa Itu White Label?

White label adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan produk atau layanan yang dikembangkan oleh satu perusahaan (produsen) namun dijual kembali oleh perusahaan lain dengan menggunakan merek dagang mereka sendiri. 

Dalam model ini, produsen tidak menonjolkan identitasnya sebagai pembuat produk. Sebaliknya, pengecer akan mencantumkan label atau logo mereka dan bertindak seolah-olah produk tersebut adalah hasil produksi sendiri.

Di Indonesia, model white label semakin diminati karena:

  • Modal awal relatif rendah (tidak memerlukan pabrik sendiri)
  • Waktu ke pasar lebih cepat
  • Fleksibilitas dalam pengembangan merek
  • Potensi margin keuntungan yang tinggi

Keuntungan White Label bagi Bisnis

1. Bagi Pengecer

  • Proses branding lebih cepat dan hemat biaya karena produk sudah siap pakai.
  • Fokus pada pemasaran dan pengembangan bisnis tanpa harus terlibat langsung dalam produksi.
  • Menghemat waktu dan sumber daya yang seharusnya dialokasikan untuk riset dan pengembangan.
  • Memberikan solusi instan bagi konsumen tanpa harus menunggu produk buatan sendiri.

2. Bagi Produsen

  • Fokus hanya pada produksi dan peningkatan kualitas tanpa perlu repot membangun merek.
  • Menjual produk dalam volume besar kepada berbagai pengecer.
  • Menjaga anonimitas, yang artinya identitas produsen tidak terlihat oleh konsumen akhir.

Contoh Ide Bisnis Produk White Label yang Menjanjikan

1. Produk Kesehatan dan Kecantikan

Produk seperti suplemen kesehatan, skincare, dan kosmetik menjadi pilihan populer dalam model white label. 

Contoh produknya seperti serum wajah, lip cream, sunscreen, dan body lotion.

Industri kecantikan di Indonesia terus mengalami pertumbuhan pesat. Hal ini didorong oleh meningkatnya kesadaran konsumen akan perawatan diri serta kuatnya pengaruh media sosial dan beauty influencer.

Selain itu, perusahaan dapat memilih produsen terpercaya dan menjual produk dengan merek mereka sendiri.

Kulit sehat dimulai dari produk yang aman. Temukan daftar skincare berbahaya dan pelajari ketentuan resmi Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)! Simak dalam artikel BPOM Temukan Skincare Berbahaya dan Tak Punya Izin Edar, Ini Ketentuannya!

2. Produk Makanan dan Minuman

Makanan ringan, minuman sehat, atau produk olahan lainnya dapat diproduksi oleh pihak ketiga dan dijual dengan merek perusahaan. 

Hal ini memungkinkan perusahaan untuk menawarkan produk berkualitas tanpa harus memiliki fasilitas produksi sendiri.

Contoh produknya seperti granola, teh herbal, cold pressed juice, hingga kopi kekinian sangat diminati, terutama di kalangan anak muda dan pekerja. 

Tren gaya hidup sehat juga mendorong permintaan terhadap produk makanan dan minuman yang praktis namun tetap bergizi.

3. Produk Teknologi

Perangkat elektronik seperti power bank, charger, kabel data, earphone, atau aksesori dengan brand sendiri sangat cocok untuk white label karena permintaannya tinggi, dan produk ini mudah dikustomisasi. 

Pasarnya stabil dan terus berkembang seiring pertumbuhan pengguna perangkat digital.

Model ini cocok bagi perusahaan yang ingin memasuki pasar teknologi tanpa investasi besar.

4. Produk Perawatan Rumah Tangga Ramah Lingkungan

Produk-produk seperti sabun cuci piring, deterjen, cairan pembersih lantai, dan pewangi ruangan berbahan dasar organik semakin diminati, terutama oleh konsumen yang peduli lingkungan. 

Produk ini tidak hanya mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan seperti pencemaran air dan tanah. Tetapi juga lebih aman bagi kesehatan keluarga, khususnya anak-anak dan hewan peliharaan.

Tren eco-living dan keberlanjutan semakin kuat, terutama di kalangan milenial dan Gen Z yang cenderung memilih brand yang memiliki tanggung jawab sosial dan lingkungan.

5. Produk Kesehatan & Suplemen

Meningkatnya kesadaran akan kesehatan telah mendorong meningkatnya permintaan terhadap suplemen seperti vitamin C, D3, zinc, herbal seperti temulawak, kunyit, dan jahe, hingga madu organik. 

Produk-produk ini dianggap dapat membantu meningkatkan imunitas tubuh, mengurangi stres, dan mendukung kebugaran harian.

Baca juga: Obat Wajib Punya Sertifikat Halal, Simak Ketentuan Lengkapnya!

Langkah-langkah Memulai Bisnis White Label

1. Riset Pasar dan Pemilihan Produk

Lakukan riset pasar untuk mengetahui produk yang sedang tren dan memiliki permintaan tinggi.

Pilih produk yang sesuai dengan target pasar dan memiliki potensi keuntungan yang baik.

2. Menjalin Kerja Sama dengan Produsen

Cari produsen yang memiliki reputasi baik dan mampu memproduksi barang sesuai dengan standar kualitas yang diinginkan serta memiliki izin produksi sesuai standar. Misalnya,  

  • Industri kosmetik, pastikan produsen memiliki Izin Edar BPOM sesuai Peraturan Kepala BPOM Nomor 12 Tahun 2020 tentang Tata Cara Pengajuan Notifikasi Kosmetik (Peraturan BPOM 12/2020).
  • Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 6 Tahun 2024 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 31 Tahun 2018 tentang Label Pangan Olahan (Peraturan BPOM 6/2024).

Selain itu, pastikan hubungan kerja sama dalam perjanjian tertulis sesuai dengan Pasal 1338 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPer), yang menyatakan bahwa perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi para pihak yang membuatnya.

Pastikan untuk melakukan uji coba produk sebelum memutuskan untuk bekerja sama.

3. Pengurusan Legalitas Usaha

Bentuk usaha secara legal, umumnya dalam bentuk Perseroan Terbatas (PT).

Diatur dalam Undang Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas sebagaimana diubah Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2023 tentang Cipta Kerja (UUPT), khususnya:

  • Perseroan didirikan oleh dua orang atau lebih dengan akta notaris dalam bahasa Indonesia. (Pasal 7 ayat (1) UU PT)
  • Mengatur Anggaran Dasar perusahaan yang mencakup nama, kegiatan usaha, modal, dan struktur organisasi. (Pasal 15 UU PT)

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2023 tentang Cipta Kerja, yang menyederhanakan perizinan berusaha melalui sistem OSS (Online Single Submission) dan menetapkan KBLI sebagai dasar dalam proses perizinan (UU 6/2023).

Lakukan pendaftaran di OSS untuk mendapatkan NIB (Nomor Induk Berusaha), sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko (PP 5/2021).

4. Pendaftaran Merek

Untuk melindungi merek, lakukan pendaftaran merek di Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI). 

Diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis sebagaimana diubah sebagian dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2023 tentang Cipta Kerja (UU Merek), dengan beberapa poin penting:

Menjelaskan pengertian merek sebagai tanda yang ditampilkan dalam bentuk gambar, nama, kata, huruf, angka, warna, atau kombinasi yang membedakan produk. (Pasal 1 ayat (1) UU Merek)

Menyebutkan bahwa hak atas merek diberikan kepada pihak yang pertama kali mengajukan permohonan pendaftaran. (Pasal 3 UU Merek)

Mengatur larangan menggunakan merek yang meniru merek pihak lain, sehingga pendaftaran penting untuk menghindari sengketa hukum. (Pasal 20 UU Merek)

Kasus sengketa merek GOTO vs GoTo jadi pelajaran berharga! Pahami kenapa daya pembeda merek sangat krusial bagi bisnismu dan simak dalam artikel Belajar Dari Kasus Sengketa Merek GOTO dan GoTo Seberapa Penting Daya Pembeda Dalam Merek?

5. Strategi Pemasaran

Bangun merek yang kuat melalui pemasaran digital, media sosial, dan influencer.

Tawarkan nilai tambah seperti kualitas produk, pelayanan pelanggan, dan keunikan merek untuk menarik konsumen.

Untuk kegiatan digital marketing, pastikan tidak melanggar ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik (PP 71/2019), terutama terkait perlindungan data pelanggan dan informasi elektronik.

Tips Agar Bisnis White Label Sukses

  • Pilih Produk Berkualitas: Pastikan produk yang Anda pilih memiliki kualitas yang baik untuk membangun reputasi merek.
  • Bangun Hubungan Baik dengan Produsen: Komunikasi yang baik dengan produsen akan memudahkan dalam proses produksi dan pengiriman.
  • Fokus pada Pemasaran: Investasikan waktu dan sumber daya untuk memasarkan produk Anda agar dikenal luas oleh konsumen.
  • Inovasi: Tawarkan sesuatu yang unik agar produk Anda berbeda dari pesaing.

Ingin memulai bisnis white label tapi bingung harus memulai dari mana? Smartlegal.id siap membantu Anda dalam proses legalitas bisnis, mulai dari pengurusan NIB, pendaftaran merek dagang, hingga perjanjian kerja sama dengan produsen. Segera hubungi Smartlegal.id untuk konsultasi lebih lanjut.

Author: Kunthi Mawar Pratiwi

Editor: Genies Wisnu Pradana

Referensi:
https://ukmindonesia.id/baca-deskripsi-posts/apa-itu-white-label-strategi-bisnis-pintar-untuk-kamu-yang-ingin-untung-besar-tanpa-produksi-sendiri 
https://www.gramedia.com/best-seller/white-label/?srsltid=AfmBOorUkd2tZ2QSo6NQj0pjRXTxmcbWpiDkvsU_VYa1Jkknfyxhr8Lf

Seberapa membantu artikel ini menurut Anda?

TERBARU

PALING POPULER

KATEGORI ARTIKEL

Pendirian PT
Pendirian PT PMA
Pendirian CV
Pendirian Yayasan
Pendirian Koperasi
Pendaftaran Merek
Pendaftaran Paten
Pendaftaran Hak Cipta
Perubahan Anggaran Dasar
Trending Topic
Hukum Keluarga
Ketenagakerjaan

PENDIRIAN BADAN USAHA

PENDAFTARAN MERK

LEGAL STORY